Selasa, 06 Mei 2014

TANTANGAN PERAWAT INDONESIA UNTUK MENCAPAI GO INTERNASIONAL

TUGAS MAKALAH SOSIOLOGI
TANTANGAN PERAWAT DI ERA GLOBALISASI
TANTANGAN PERAWAT INDONESIA UNTUK MENCAPAI GO INTERNASIONAL
Dosen Pengampu : DR.  Tyas Retno Wulan, M.Si
                                                         Arizal Mutahir, MA

                       
Disusun oleh :
Nama  : Adha Tazakka
NIM    : P17420213040
Kelas   : I B


KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
PRODI DIII KEPERAWATAN PURWOKERTO
2014
KATA PENGANTAR
Alkhamdulillahirobbil’alamiin, segala puji bagi Allah swt yang telah melimpahkan rahmat, hidayah serta inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah Sosiologi dari Ibu DR. Tyas Retno Wulan, M.Si dan Bapak Arizal Mutahir, MA tentang Tantangan Perawat di Era Globalisasi. Penulis sendiri mengambil judul “TANTANGAN PERAWAT INDONESIA UNTUK MENCAPAI GO INTERNASIONAL”.
Terima kasih penulis ucapkan kepada dosen pengampu mata kuliah Sosiologi yang telah memberikan tugas seperti ini sehingga penulis dapat tertantang untuk menyelesaikan tugas ini walaupun banyak sekali hambatan yang menghadang. Namun, penulis pada akhirnya dapat menyelesaikan makalah ini. Tentunya penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang terkait dalam pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari masih banyak sekali kekurangan dalam makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan makalah kami.
Terima kasih.

                                                                                                Purwokerto, 5 April 2014
                                                                                                            Penulis
DAFTAR ISI
§  Kata Pengantar..................................................................................         i
§  Daftar isi...........................................................................................         ii
BAB I PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang Masalah...................................................................         1
B.  Rumusan Masalah............................................................................         2
C.  Tujuan Penulisan.............................................................................          2
BAB II PEMBAHASAN       
A.    Globalisasi dalam Keperawatan...........................................…...         3
B.     Tantangan Tenaga Keperawatan di Indonesia….............................        4
C.     Perawat Indonesia dalam Pandangan Internasional................….        7
D.    Tantangan Perawat di Internasional.............................…………..….         8
E.     Solusi untuk Menaklukan Tantangan bagi Perawat Indonesia…....        9
BAB III PENUTUP
A.       Kesimpulan....................................................................................       11
B.       Saran...............................................................................................      12
   Daftar Pustaka................................................................................    



 BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Di era globalisasi saat ini, semua profesi mengalami berbagai macam tuntutan yang sangat tinggi. Setiap profesi diharapkan memberikan pelayanan dan dedikasi yang tinggi untuk masyarakat di sekitarnya.
Hal tersebut juga tidak lepas dari pelayanan kesehatan lebih khusus pada tenaga keperawatan. Keperawatan sebagai suatu profesi, dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya harus mampu mandiri sehingga keperawatan memerlukan suatu wadah yang berfungsi untuk mengatur, membatasi dan menetapkan hal-hal yang berkaitan dengan profesi seperti kode etik keperawatan, pengaturan tentang hak dan batas kewenangan dan hal lain yang berkaitan dengan profesi keperawatan.
Dalam setiap harinya profesi ini mempunyai beban kerja yang selalu meningkat mulai dari banyaknya masyarakat yang membutuhkan perawatan, munculnya penyakit – penyakit baru yang cepat perkembangannya hingga kurangnya kualitas pelayanan kesehatan yang tersedia, ketidakmampuan memberikan mutu pelayanan, ketidakseimbangan SDM, dan yang tak kalah penting yaitu terbatasnya alokasi. Ketidakpastian UU Praktik Keperawatan di negeri ini juga sangat memberikan pengaruh yang begitu besar pada profesi perawat karena belum adanya jaminan bagi profesi ini.
Tantangan tentunya harus dihadapi dan ditaklukan, tidak hanya dibicarakan apalagi ditakutkan. Sekarang tinggal bagaimana kita menakluka tantangan tersebut, tentunya kita harus jitu dalam menyusun strategi dalam menghadapi tantangan tersebut.
B.     Rumusan Masalah
1.       Bagaimana dampak globalisasi dalam keperawatan?
2.      Apakah tantangan perawat di era globalisasi?
3.       Apakah solusi terbaik bagi masalah tersebut?
C.    Tujuan Penulisan
1.       Untuk mengetahui dampak globalisasi dalam bidang keperawatan.
2.      Untuk mengetahui tantangan perawat di era globalisasi.
3.       Untuk mengetahui solusi bagi masalah tersebut.





BAB II
PEMBAHASAN
A.    Globalisasi dalam Keperawatan
Globalisasi sering diartikan sebagai interaksi antar manusia di muka bumi yang sudah semakin intensif karena kemajuan teknologi komunikasi. Globalisasi membuat ruang, jarak dan waktu menjadi lebih sempit dan singkat. Dalam kenyataannya globalisasi bisa seperti pisau, di salah satu sisi memberikan banyak sekali manfaat jika hal tersebut sesuai dengan nilai-nilai yang ada dan di sisi lain memberikan kerugian jika bertentangan dengan nilai-nilai dalam masyarakat. Hal ini tentunya menjadi sebuah dilema bagi siapapun.
Globalisasi saat ini juga telah mempengaruhi bidang keperawatan, hal ini membuat profesi keperawatan harus mempersiapkan dan menyediakan hal-hal yang dibutuhkan pada era globalisasi. Pengaruh yang sangat menonjol adalah ketika perawat Indonesia dan perawat asing bisa dengan bebas keluar masuk luar negeri. Padahal Indonesia sendiri belum memiliki UU Praktik Keperawatan sehingga hal yang dikhawatirkan adalah ketika perawat Indonesia disamakan seperti buruh, padahal perawat adalah sebuah profesi yang memiliki induk organisasi profesi yaitu PPNI.
Globalisasi yang akan berpengaruh terhadap keperawatan adalah tersedianya alternatif pelayanan dan persaingan penyelenggaraan pelayanan untuk menarik minat pemakai jasa pemakai kualitas untuk memberikan jasa pelayanan kesehatan yang terbaik. Dengan hal tersebut berarti tenaga keperawatan diharapkan dapat memenuhi standar tersebut agar dapat bersaing secara global. Sehingga tenaga keperawatan dituntut memiliki kemampuan yang professional, termasuk dalam asuhan keperawatan dan kecakapan komunikasi.

B.     Tantangan Tenaga Keperawatan di Indonesia
Tantangan tenaga keperawatan di Indonesia saat ini semakin meningkat. Tantangan tersebut tidak hanya berasal dari luar (eksternal) tapi juga banyak tantangan yang berasal dari dalam (internal) profesi itu sendiri termasuk pelayanan keperawatan, asuhan keperawatan dan praktik keperawatan. Masih ada lagi tantangan eksternal yang menambah daftar tantangan ini yaitu masalah sertifikasi, lisensi, tentang system pendidikan keperawatan, perkembangan penyakit yang begitu pesat dan masih banyak lagi.
Di Indonesia profesi perawat termasuk tenaga kesehatan yang besar jumlahnya. Karena pada setiap lembaga pendidikan di Indonesia melahirkan ribuan perawat. Padahal hanya beberapa persen saja yang diserap di rumah sakit sehingga banyak sekali perawat yang menganggur. Ironis memang, sudah sekolah tinggi namun belum bisa bekerja. Hal ini membuat tidak sedikit perawat yang membuka praktik sendiri. Memang jika mengantongi Surat Ijin Praktik Perawat memberi keuntungan financial yang besar tapi kalau tidak mengantongi tentu saja menjadi sebuah masalah. Namun utuk membuat SIPP masih terbentur dengan masalah perijinan, sampai sekarang masih belum jelas bagaimana nasib Undang-Undang Praktik Keperawatan. Penggodokan UU Praktik Keperawatan membutuhkan waktu yang sangat lama sejak tahun 2008.
Meskipun pemerintah telah menerbitkan Kepmenkes No.1239 tahun 2001 tentang Registrasi dan Praktik Perawat, serta Permenkes No.148 tahun 2010, namun belum bisa menyelesaikan masalah ini. Peraturan ini tidak menjamin kebebasan profesi perawat untuk mengatur dan mengembangkan diri. Selain itu proses pembuatan surat izin ini juga terlalu sulit dan membutuhkan waktu yang lama, sehingga untuk mengadakan praktik mandiri tidak semudah mendapatkan pekerjaan yang sudah tersedia. Padahal perawat adalah sebuah profesi yang diperoleh dari pengembangan keilmuan dan keterampilan.
Selain ilmu dan keterampilan yang dibutuhkan perawat diperlukan juga bagaimana cara perawat menghadapi pasien dengan berbagai macam keluhan. Diharapkan jika memiliki keterampilan yang mumpuni perawat dapat bekerja dengan baik.
Namun sekarang juga tak sedikit perawat yang memiliki keterampilan (skills) yang kurang mumpuni. Hal seperti inilah yang menyumbang sederetan tantangan bagi tenaga keperawatan Indonesia. Selain keterampilan sikap juga tak kalah penting. Untuk apa pandai dan terampil namun memiliki sikap yang kurang baik, padahal pada kenyataannya setiap hari perawat praktik di rumah sakit yang dihadapi adalah manusia yang mempunyai perasaan. Jika sikap perawat kurang baik, maka itu akan memberi dampak yang kurang baik juga bagi perawat maupun bagi pihak yang mempekerjakannya.
Tenaga keperawatan Indonesia cukup tertinggal di ASEAN seperti Piliphina, Thailand, dan Malaysia, apalagi bila ingin disandingkan dengan Amerika dan Eropa. Pendidikan rendah, gaji rendah, pekerjaan selangit inilah paradoks yang ada. Rendahnya gaji menyebabkan tidak sedikit perawat yang bekerja di dua tempat, pagi hingga siang di rumah sakit negeri, siang hingga malam di rumah sakit swasta. Dalam kondisi yang demikian maka sulit untuk mengharapkan kinerja yang maksimal. Apalagi bila dilihat dari rasio perawat dan pasien, dalam satu shift hanya ada 2-3 perawat yang jaga sedangkan pasien ada 20-25 per bangsal jelas tidak proporsional (Yusuf,2006).
Selain itu, kemampuan bersaing perawat Indonesia bila di bandingkan dengan negara-negara lain seperti Philipines dan India masih kalah. Penyebab utama mengapa hal tersebut muncul adalah karena dalam system pendidikan keperawatan kita masih menggunakan Bahasa Indonesia sebagai pengantar dalam proses pendidikan. Hal tersebut yang membuat Perawat kita kalah bersaing di tingkat global. Bahasa merupakan suatu sarana untuk menyampaikan apa yang ada di dalam pikiran kita agar lawan bicara kita mengerti apa yang kita maksud. Padahal untuk bisa bekerja sebagai perawat professional di luar negeri modal utamanya adalah mampu berbahasa internasional yaitu Bahasa Inggris. Calon perawat yang akan bekerja di luar negeri harus lulus sejumlah tes antara lain ujian NLEX (National Licence Examination serta harus mencapai skor TOEFL 540.


C.    Perawat Indonesia dalam Pandangan Internasional
Beberapa tahun terakhir pengiriman tenaga kesehatan Indonesia khususnya perawat ke luar negeri menjadi suatu trending topic di berbagai media. Di tengah semakin banyaknya jumlah pengangguran tenaga keperawatan di Indonesia dari tahun ke tahun, bahwa dilaporkan perawat Indonesia memiliki peluang untuk bekerja di luar negeri hal ini tentu saja membuat perawat Indonesai sedikit merasa lega. Profesi ini berpeluang bekerja di Amerika dan negara-negara Eropa, Timur Tengah maupun di kawasan Asia Tenggara sendiri. Seiring dengan tingginya minat terhadap tenaga kerja Indonesia khususnya perawat, tentunya perlindugan terhadap tenaga kerja tersebut harus diperhatikan.
Seperti negara Arab Saudi membutuhkan sekitar 20.000 tenaga perawat dari Indonesia. Sedangkan, Qatar dan Abu Dhabi sudah menyatakan ketertarikannya tetapi belum menyebutkan jumlahnya. Ketertarikan negara-negara tersebut, dikarenakan tenaga medis asal Indonesia berkualitas dan ramah. Pemerintah sendiri berkeinginan agar tenaga kerja Indonesia, semakin banyak yang di sektor formal. Saat ini, pekerja Indonesia di luar negeri baru sekitar 20% yang bekerja di sektor formal.
Permintaan terhadap tenaga medis terutama perawat memang sangat besar namun kebanyakan biasanya terkendala dengan masalah bahasa dan kultur yang berbeda. Masih banyak keluhan yang dirasakan baik oleh pihak perawat sendiri ataupun dari pihak yang mempekerjakannya. Padahal bahasa merupakan sarana komunikasi sehari-hari juga untuk penulisan laporan (askep)
D.    Tantangan Perawat di Internasional
Berdasarkan kesepakatan pasar bebas ASEAN (AFTA) tahun 2003 dan APEC tahun 2010, keperawatan dituntut untuk mampu memberikan pelayanan profesional sesuai dengan standar global. Banyak negara di dunia diantaranya Amerika Serikat, Eropa, Australia, Kuwait, dan negara- negara di timur tengah membutuhkan tenaga perawat Indonesia, namun kenyataannya tidak banyak dari tenaga perawat Indonesia yang dapat menembus pasar dunia sebagai tenaga profesional karena kurangnya keterampilan yang berstandar internasional serta kemampuan dalam berbahasa asing.
Seperti yang telah dibahas diatas bahwa untuk dapat bekerja sebagai perawat professional di luar negeri perawat harus lulus serangkaian tes. Tentu saja kemampuan seperti intelektual dan keterampilan serta bahasa disini menjadi sesuatu yang menentukan apakah dia dapat lulus tes tersebut atau tidak tapi juga tidak dapat dipungkiri bahwa ada factor keberuntungan juga. Dengan adanya kendala bahasa tak jarang di luar negeri perawat kita hanya menjadi pembantu perawat padahal gelar mereka sarjana yang tidak bisa didapat dalam waktu yang sebentar.
Ketika kualitas SDM perawat telah meningkat dan telah mampu berbahasa internasional maka kesempatan kerja di luar negeri pun terbuka lebar asal ada kemauan. Apalagi jika dilihat dari segi ekonomi, jika gaji di dalam negeri lebih rendah maka perawat tersebut akan terbang ke luar negeri yang lebih terjamin kesejahteraannya.
Karena perawat harus lulus serangkaian tes yang merupakan standar kualifikasi perawat untuk bekerja di luar negeri kendala yang paling sering muncul adalah masalah bahasa. Perawat dituntut untuk menguasai bahasa internasional. Tetapi jika perawat tersebut berkompeten dan tentunya ada kemauan maka hal tersebut dapat diatasi, biasanya sebelum berangkat ke negara tujuan atau bahkan di negara tujuan mereka telah disediakan kursus bahasa selama beberapa bulan.
Selain itu perawat juga harus mengantongi gelar registered nurse yang bisa didapat dengan tes semacam ujian nasional atau ujian negara.
Dan yang terpenting adalah mental perawat Indonesia mereka harus memiliki mental yang tahan terhadap apa yang akan mereka hadapi nantinya, apalagi mereka bekerja di negeri orang.

E.     Solusi untuk Menaklukan Tantangan bagi Perawat Indonesia
Semua masalah atau tantangan menurut penulis itu dapat diatasi dan ditaklukan asal ada kemampuan dan kemauan. Seperti yang telah ditulis diawal bahwa tantangan seharusnya dihadapi jangan hanya dibicarakan apalagi menjadi sesuatu yang ditakutkan.
Solusi bagi perawat itu pasti ada. Yang pertama tenaga keperawatan Indonesia harus senantiasa meningkatkan kualitas SDM nya. Seperti intelektual dan keterampilan (skills). Hal tersebut bisa kita lakukan dengan menambah jenjang pendidikan karena pada saat ini keperawatan telah berkembang bahkan sudah sampai pada gelar professor. Dengan mengikuti pelatihan-pelatihan dan seminar juga tentunya dapat menambah pengalaman dan kemampuan perawat.
Kemampuan berbahasa internasional juga tentunya mejadi penunjang agar perawat Indonesia dapat go international. Dengan lulus tes TOEFL dan serangkaian tes lainnya.
Dan yang paling penting serta paling utama adalah disahkannya UU Praktik Keperawatan karena dengan itulah tenaga keperawatan Indonesia dapat terpayungi secara hukum.
















BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Globalisasi telah menyentuh bidang keperawatan, sebagai tenaga keperawatan kita harus menyiapkan apa saja yang dibutuhkan untuk menghadapi tantangan di era globalisasi saat ini.
Tantangan tentunya akan muncul seiring dengan jalannya globalisasi, namun bagaimana caranya agar kita dapat menaklukan tantangan tersebut. Baik tantangan eksternal maupun internal tentunya harus kita taklukan. Tantangan eksternal yang menambah daftar tantangan ini yaitu masalah sertifikasi, lisensi, tentang system pendidikan keperawatan, perkembangan penyakit yang begitu pesat dan masih banyak lagi. Masalah lainnya yaitu bahasa. Banyak perawat kita yang terbatas dalam berbahasa asing. Namun jika kita mau maka tantangan tersebut dapat kita taklukan.
Yang paling utama adalah mengesahkan UU Praktik Keperawatan. Menjadikan kualitas SDM perawat Indonesia lebih baik diantaranya dengan meningkatkan keilmuan, keterampilan dan IPTEK. Selain itu dengan meningkatkan kemampuan berbahasa asing karena untuk bisa bekerja di luar negeri modal utama selain bidang keilmuan dan keterampilan adalah bahasa. Bahasa merupakan suatu sarana untuk berkomunikasi dengan orang lain. Tolak ukur lulus tes bahasa internasional adalah TOEFL, perawat harus bisa mencapai skor TOEFL diatas 540.


B.     Saran
·         Kami selaku penulis menginginkan UU Praktik Keperawatan segera disahkan, karena dengan seperti itu tenaga keperawatan akan terpayungi secara hukum.
·         Bagi institusi-institusi pendidikan juga menerapkan kurikulum atau  system pendidikan yang mendukung kegiatan di lapangan nantinya.
·         Bagi perawat atau calon perawat Indonesia hendaknya terus meningkatkan kemampuan baik keilmuan, keterampilan maupun kemampuan berbahasa asing.














DAFTAR PUSTAKA
fikes.unmuhjember.ac.id (diakses pada tanggal 3 April 2014, pukul 14.10 WIB)
http://www.jurnalparlemen.com (diakses pada tanggal 5 April 2014, pukul 21.10 WIB)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar